::Ahlan Wa Sahlan::

::Wahai Pemilik Ilmu::

"The beauty of a woman is not in the clothes she wears, The figure she carries, or the way she combs her hairs. The beauty of a woman must be seen from her eyes. Because that is the doorway to her heart, The place where love resides. The beauty of a woman is not the facial mole, But true beauty in a woman is reflected in her soul. It is caring that she lovingly gives, The passion that she shows. The beauty of a woman, With passing years-only grows..."

Tuesday, October 18, 2011


Mata Kuliah: Ilmu Hukum
Judul Presentasi: Sumber-sumber Hukum

PENDAHULUAN
A.                 LATAR BELAKANG
Dalam pembinaan sebuah hukum, perkara dasar yang perlu ada adalah sumber kepada hukum tersebut. Hal ini kerana, sumber hukum merupakan tunjang yang akan menentukan keberkesanan dalam perlaksanaan sesebuah hukum. Sekalipun tujuan hukum itu jelas, namun jika sumber dan kaidah datangnya hukum itu tidak diperhalusi, maka sesebuah hukum itu akan kelihatan cacat, tidak sempurna sekaligus kemungkinan gagal dalam matlamat mencapai tujuan hukum itu sendiri.
Oleh yang demikian, sumber dan tujuan hukum perlulah berjalan seiring dalam situasi yang harmonis dan tersusun supaya matlamat dari tujuan hukum itu sendiri dapat dicapai, kerana dampak sumber hukum sangatlah besar dalam pembinaan dan penerapan hukum.

PEMBAHASAN
A.                     DEFINISI
Sumber hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yaitu apabila dilanggar akan mengakibatkan timbulnya sanksi yang tegas dan nyata[1]. Selain itu juga, sumber-sumber material hukum internasional dapat didefinisikan sebagai bahan-bahan aktual dari mana seorang ahli hukum menentukan kaidah hukum yang berlaku terhadap keadaan tertentu[2].

B.                 PEMBAHAGIAN SUMBER HUKUM
            Sumber-sumber hukum terbagi kepada dua segi, yaitu segi materiil dan segi formil.
            1.                  Sumber Hukum Materiil 
Sumber hukum materiil adalah  tempat materi hukum itu diambil atau dalam erti kata lain adalah sumber hukum yang menentukan isi kaidah hukum yang terdiri di atas beberapa bahan, yaitu:                       
a.                   Perasaan hukum seseorang atau pendapat umum,
b.                  Agama,
c.                   Kebiasaan,
d.                  Politik hukum dari pemerintah.
Sumber hukum ini merupakan faktor yang membantu pembentukan hukum. Sumber ini dapat ditinjau dari pelbagai sudut, misalnya dari sudut ekonomi, sejarah, sosiologi filsafat dan sebagainya.
 2.                  Sumber Hukum Formil 
Sumber hukum formil merupakan tempat atau sumber darimana suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum. Hal ini berkaitan dengan bentuk atau cara yang menyebabkan peraturan hukum itu berlaku. Sumber hukum formil, antara lain:
a.       Undang-undang (statute),
b.      Kebiasaan (custom),
c.       Keputusan-keputusan hakim (jurisprudentie),
d.      Traktat (treaty),
e.       Pendapat sarjana hukum (doktrin)

a.                  Undang-undang (statute)
Undang- undang adalah suatu peraturan negara yang mempunyai kekuatan hukum yang mengikat , diadakan dan dipelihara oleh penguasa negara.

b.                 Kebiasaan (custom)
Kebiasaan adalah perbuatan manusia yang terus dilakukan berulang-ulang dalam hal yang sama. Apabila suatu kebiasaan tertentu diterima oleh masyarakat dan kebiasaan itu selalu berulang-ulang dilakukan sedemikian rupa, sehingga tindakan yang berlawanan dengan kebiasaan itu dirasakan sebagai pelanggaran perasaan hukum dengan demikian, timbullah suatu kebiasaan hukum, yang oleh pergaulan hidup manusia dipandang sebagai hukum.

c.                  Keputusan-keputusan hakim (jurisprudentie)
Peraturan pokok yang pertama pada zaman hindia belanda dahulu adalah algemene berpalingen van wetgenving voor Indonesia yang disingkat A.B.(ketentuan ketentuan umum tentang peraturan perundangan untuk Indonesia).A.B. ini dikeluarkan pada tanggal 30 April 1847 yang termuat dalam staatsblad 1847 no.23 dan hingga saat ini masih berlaku berdasarkan pasal II aturan peralihan undang-undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa segala badan negara dan peraturan yang ada masih berlaku selama belum diadakan yang baru menurut undang-undang dasar ini.
Menurut pasal 22 A.B. hakim yang menolak untuk menyelesaikan suatu perkara dengan alasan bahwa peraturan perundangan yang bersangkutan tidak menyebutkan, tidak jelas atau tidak lengkap maka ia dapat dituntut untuk dihukum karena menolak mengadili.
Dari ketentuan pasal 22 A.B. ini dijelaskan, bahwa seorang hakim mempunyai hak membuat peraturan sendiri untuk menyelesaikan suatu perkara. Dengan demikian, apabila undang-undang ataupun kebiasaan tidak memberi peraturan yang dapat dipakainya untuk menyelesaikan perkara maka hakim haruslah membuat  peraturan sendiri.
Keputusan hakim yang berisikan suatu peraturan sendiri berdasarkan wewenang yang diberikan oleh pasal 22 A.B. menjadi dasar keputusan hakim lainnya untuk mengadili perkara. Keputusan hakim tersebut akhirnya menjadi sumber hukum bagi pengadilan yang bias disebut hukum yurisprudensi.
Jadi yurisprudensi ialah keputusan hakim terdahulu yang sering diikuti dan dijadikan dasar keputusan oleh hakim yang lain mengenai masalah yang sama.
            
d.                 Traktat (treaty)
Apabila dua orang mengadakan kata sepakat (consensus) tentang sesuatuhal maka mereka satu lalu mengadakan perjanjian. Akibat dari perjanjian itu adalah kedua belah pihak terikat pada isi dari perjanjian yang disepakatinya.                                                                                      
Hal seperti itu disebut pacta sunt servanda yang berarti bahwa perjanjian mengikat pihak-pihak yang mengadakannya atau setiap perjanjian harus ditaati dan ditepati.[3]
Perjanjian yang diadakan oleh dua negara atau lebih disebut perjanjian antara negara atau perjanjian internasional ataupun trakta. Trakta juga mengikat warga negara-warganera dari negara-negara yang besangkutan.
Jika trakta diadakan hanya oleh dua negara,maka  trakta itu adalah trakta Bilateral, misalnya perjanjian internasional yang diadakan antara pemerintah republic Indonesia dan pemerintahan republik rakyat cina tentang “Dwi-Kewarganegaraan”.                  
Jika diadakan oleh lebih dari dua negara,maka trakta itu disebut trakta Multilateral, misalnya perjanjian internasional tentang pertahanan bersama negara-negara eropa (NATO) yang diikuti oleh beberapa negara eropa, apabila ada trakta multilateral memberikan kesempatan kepada negara-negara yang pada permulaan tidak turut mengadakannya, tetap kemudian juga menjadi pihaknya, maka trakta tersebut adalah traktar kolektif atau traktar terbuka, misalnya piagama perserikatan bangsa-bangsa.
                                                                           
e.                  Pendapat sarjana hokum (Doktrin)
           Pendapat para sarjana hukum yang teenama juga mempunyai kekuasaan dan berpengaruh dalam pengambilan keputusan oleh hakim. Dalam yurisprudensi, terlihat bahawa hakim sering berpegang pada pendapat seorang atau beberapa orang sarjana hukum yang terkenal dalm ilmu pengetahuan hukum.
            Dalam penetapan apa yang akan menjadi dasar keputusannya, hakim sering menyebut pendapat seorang sarjana hukum mengenai soal yang harus diselesaikannya, apalagi jika sarjana hukum itu menentukan bagaimana seharusnya. Pendapat itu menjadi dasar keputusan hakim tersebut, terutama dalam hubungan internasional pendapat para sarjana hukum, mempunyai pengaruh yang sangat besar. Bagi hukum internasional, pendapat para sarjana hukum merupakan sumber hukum yang sangat penting.
            Mahkamah Internasional dalam Piagam Mahkamah Internasional (statute of the Internasional Court of Justice) pada Pasal 38 ayat (1) mengakui, bahwa dalam menimbang dan memutus suatu perselisihan dapat mempergunakan beberapa pedoman antara lain sebagai berikut:[4]
a.       Perjanjian-perjanjian Internasional (Internasional Conventions)
b.      Kebiasaan-kebiasaan Internasional (Inernasional Customs)
c.    Asas-asas hukum yang diakui oleh bangsa-bangsa yang beradab (the general principles of laws recognized by civilized nations)
d.      Keputusan Hakim (Judicial Decisions) dan pendapat sarjana hukum.


A.                     KESIMPULAN

Daripada perbahasan tersebut, dapat diambil beberapa kesimpulan, antaranya:
1.     Sumber hukum merupakan sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa.
2.      Sumber-sumber hukum terbagi kepada dua segi, yaitu segi materiil dan segi formil.
3.   Sumber hukum materiil adalah  tempat materi hukum itu diambil atau dalam erti kata lain, adalah sumber hukum yang menentukan isi kaidah hukum.
4.    Sumber hukum materiil terdiri perasaan hukum seseorang atau pendapat umum, agama, kebiasaan dan politik hukum dari pemerintah.
5.  Sumber hukum formil merupakan tempat atau sumber dari mana suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum.
Sumber hukum formil pula terdiri dari Undang-undang (statute), Kebiasaan (custom), Keputusan-keputusan hakim (jurisprudentie), Traktat (treaty) dan Pendapat sarjana hukum (doktrin).

RUJUKAN
C.S.T Kansil, Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta. 1986.
J.G Starke. Terjemahan Bambang Iriana Djajaatmadja. Pengantar Hukum Internasional Edisi 10. Sinar Grafika: Jakarta. 2004.
Yulies Tiena Masriani. Pengantar Hukum Indonesia. Sinar Grafika: Jakarta. 2008.

No comments:

Post a Comment

Followers

::Mutiara Hadith::

::Mutiara Hadith::
Daripada Abu Hurairah r.a berkata: Seorang lelaki dari kalangan orang ansar telah datang mengadukan halnya kepada Rasulullah s.a.w. Ia berkata: Wahai Rasulullah! Aku sesungguhya mendengar perkataanmu dan aku sangat kagum dan hairan dengan keindahannya tetapi aku tidak dapat menghafalnya. Maka apa yang perlu aku lakukan? Maka sabda Nabi s.a.w: "Hendaklah engkau menggunakan tangan kananmu," sambil Baginda mengisyaratkan supaya ia menulis apa yang ia dengarkan". (H.R Tirmidzi)

::IAIN AR-RANIRY (2011/2013)::

Semester 7 (11/12)
INU 1001 Pendidikan Kewarganegaraan

INU 1004 Bahasa Indonesia

INU 3002 Ilmu Budaya Dasar

INK 3004 Matematika Dasar

INK 3007 Hadis

SYA 1009 Ilmu Hukum

SPH 3009 Asbab Ikhtilaf Al-Fuqaha

SPH 3010 Sosiologi Hukum

SPH 3011 Hukum Islam Di Indonesia
*******
Semester Pendek (10/11)
SYA 7701 Filsafat Hukum Islam

SYA 7702 Praktikum

SYA 7703 Membahas Kitab Fiqh II
*******

Semester 8 (11/12)

SYA 2007 Hukum Adat

SYA 4701 Ushul Fiqh II

SYA 4702 Hukum Islam Dan Masyarakat

SPH 4708 Ushul Fiqh Muqaranah I

SMI 4709 Epistomologi Perundang-Undangan I

SYA 6701 Ushul Fiqh III

SPH 6805 Epistomologi Perundang-Undangan II

SPH 6806 Ushul Fiqh Muqaranah II

SPH 6807 Syari’at Islam Di Aceh

SPH 6808 Takhrij Hadis

SPH 6809 Hukum Perkahwinan Di Indonesia

*******

Semester 9 (11/12)

SYA 5702 Membahas Kitab Fiqh I

SPH 5803 Membahas Kitab Tafsir

SPH 5804 Muqaranah Mazhab Fil Jinayah

SPH 5805 Hukum Tata Negara

SPH 5806 Ilmu Falak

SPH 5809 Legal Drafting I

SPH 7804 Metode Penelitian Hukum

SPH 7806 Metode Ijtihad Kontemporer

SPH 7809 Legal Drafting II

*******

Semester 10 (12/13)

SYA 8701 KPM

SYA 8702 Skripsi

SYA 8703 Ujian Komprehensif

:: KIPSAS 2008/2011 ::

Semester 4 (09/10)

ASU 2012 Qawaidh Fiqhiyah

ASU 2022 Pengantar Fiqh Islam

ASU 2073 Usul Fiqh

ASU 2102 Siyasah Syar'iyyah

ASU 2142 Al-'arabiyyah li al-syariyyah 1

ASU 2202 Undang-Undang Jenayah Perbandingan

ASU 2222 Undang-Undang Keluarga Perbandingan

ASU 2262 Bahasa Inggeris 3

KIP 2031 Halaqah Usrah 3
*******

Semester 5 (10/11)

KIP 2041 Usrah II

ASU 2272 Bahasa Inggeris IV

ASU 2152 Al-Arabiyyah Li Al-Syar'iyah II

ASU 2083 Pentadbiran Harta Orang Islam

ASU 2232 Undang-Undang Syarikat & Perkongsian

ASU 2242 Undang-Undang Keterangan Perbandingan

ASU 2212 Undang-Undang Probet Perwarisan

ASU 2062 Fiqh Muamalat
*******

Semester 6 (10/11)

ASU2052 Ayat & Hadith Ahkam

ASU2282 English For Law

ASU2122 Kaunseling Islam & Guaman Syari'e

ASU2132 Undang-Undang Prosedur Mal & Jenayah

ASU2252 Undang-Undang Acara Sivil & Jenayah

ASU2093 Ulum Al-Quran & Ulum Hadith

ASU2984 Kertas Projek

~Bicara Zahidah~

~Bicara Zahidah~
"Wahai Rabbi, Jika aku sujud kepadaMu kerana gerun dengan api nerakaMu, Maka bakarlah aku didalamnya. Dan jika aku sujud kepadaMu kerana tamakkan syurgaMu, Maka halanglah aku daripadanya. Tetapi jika aku sujud kepadaMu kerana kecintaanku kepadaMu, Maka kurniakanlah aku balasan yang besar. Izinkanlah aku melihat wajahMu Yang Maha Agung dan Mulia itu..."
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...